UTS MATA KULIAH CRITICAL APRAISAL (TELAAH KRITIS)
Dosen Pengampu : Prof .DR. Supli Effendi Rahim,M.Sc
Nama : MARIYAM JAMILAH
NPM : 19.13101.11.19
1. Jelaskan mengapa telaah kritis penting dalam kehidupan sehari hari maupun untuk kepentingan akademik !
Jawab:
Karena telaah kritis dapat menjadi metode untuk melihat baik tidaknya sebuah jurnal kedokteran. Pentingnya Menguasai Kemampuan Melakukan Telaah ktitiss memberikan banyak keuntungan, baik bagi pasien maupun klinisi. Kemampuan telaah kritis penting untuk dikuasai karena banyak penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah memiliki metode pengerjaan dan/atau analisa yang kurang baik sehingga tidak valid dan tidak layak digunakan untuk membuat keputusan klinis. Selain itu, untuk dapat mengikuti perkembangan yang pesat dalam metode diagnostik maupun terapi dengan jaminan informasi yang valid dan relevan kita harus menguasai kemampuan melakukan telaah kritis. Dengan menguasai kemampuan melakukan telaah kritis, proses pengambilan keputusan akan lebih optimal dan menguntungkan bagi pasien, serta dapat melindungi klinisi dari potensi kesalahan tindakan
Telaah Kritis
Telaah kritis didefinisikan sebagai aplikasi pembuktian suatu studi dengan menilai validitas data, kelengkapan pelaporan, metode dan prosedur, kesimpulan dan kesesuaiannya terhadap standar etik dan lain-lain. Kriteria metodologi telaah kritis berbeda-beda menurut desain penelitian, namun ada beberapa prinsip umum yang wajib dimiliki oleh semua desain. Begitu banyaknya dokumen-dokumen guideline telaah kritis bermunculan , namun tidak satupun bisa dijadikan suatu standar baku untuk telaah kritis. Kriteria untuk menilai validitas dan relevansi suatu jurnal ilmiah adalah tidak statis, namun berevolusi dengan pemahaman terhadap berbagai desain studi. Tujuan penulisan ini adalah untuk membantu menerapkan prinsip-prinsip utama dalam menilai suatu jurnal kedokteran.
Prinsip Utama Telaah Kritis
Telaah kritis melibatkan pendekatan terstruktur untuk menilai bukti dan relevansi klinis suatu jurnal kedokteran dalam praktik dunia kedokteran. Alat ini dapat membantu klinisi untuk mengetahui studi mana yang bias, atau memiliki desain yang buruk untuk mendapatkan informasi yang dapat dipercaya.
Kritis Telaah kritis pertama kali diperkenalkan pada tahun 1993 di UK dengan menggunakan check-list untuk berbagai studi disain. Telaah kritis dibagi menjadi 7 poin utama dalam menilai suatu jurnal kedokteran.
a. Initial assessment
Yang termasuk di dalam inisial assessment adalah melihat secara menyeluruh dan detail jurnal tersebut dan tahun publikasinya. Tahun merupakan hal penting untuk melihat kemutakhiran jurnal, di sisi lain jurnal yang lama pun walaupun tua namun dapat saja mengadung hal praktis yang juga penting di dunia modern. Proses peer review jurnal dan protocol penerimaan juga diperlukan untuk melihat baik tidaknya suatu jurnal kedokteran, demikian juga pernyataan dari penulis menganai konflik kepentingan dan potensi bias di masyarakat.
b. Masalah
Telaah terhadap hipotesis dan masalah penelitian merupakan bagian penting dalam telaah kritis. Sebuah masalah akan bermanfaat apabila masalah tersebut relevan dengan masalah kesehatan di masyarakat. Pendekatan yang digunakan untuk menilai masalah adalah pendekatan Problem Intervention Comparison Outcome (PICO). Problem adalah menilai apakah penelitian sudah fokus pada pertanyaan penelitian, Intervention adalah melihat apakah strategi dan manajemen dijelaskan dengan baik, Comparison apakah tersedia pembanding atau alternatif, dan Outcome melihat apakah hasil yang diharapkan atau konsekuensi terhadap pasien teridentifikasi dengan jelas.
c. Metodologi
Desain studi yang baik sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu penelitian. Setiap desain studi memiliki kelebihan dan kekurangan. Desain yang kurang baik akan berkaitan dengan bias dan hasil yang menyimpang. Penilaian terhadap cara pengumpulan data terkait masalah peneilitan adalah sangat penting. Pengumpulan data harus obyektif . Hal lain yang perlu diperhatikan adalah alokasi waktu yang digunakan utnuk mengumpulkan data apakah sudah sesuai dengan perjalanan klinis penyakit yang diteliti atau apakah cukup untuk menilai efek dari intervensi penelitian.
d. Populasi Sampel
Analisa terhadap populasi sampel yang digunakan dalam suatu penelitian akan memberikan gambaran mengenai relevansi hasil suatu penelitian terhadap praktek klinis secara individu. Dalam rangka meminimalisir bias, sampel populasi harus mewakili populasi yang diteliti dan idealnya partisipan harus dirandomisasi.
e. Analisa Data dan Hasil
Hasil penelitian yang ditampilkan harus sesuai dengan pertanyaan penelitian, dan apakah hasil bertolak belakang atau sesuai dengan hipotesis juga harus nampak di dalam jurnal. Penggunaan tabel dan chart sebaiknya digunakan untuk memperjelas data yang dihasilkan dan memperjelas analisa hasil., begitu pula penting untuk menilai apakah statitik yang digunakan untuk menganalisa sudah sesuai dengan desain penelitian.
f. Kesimpulan jurnal Penilaian
kesimpulan meliputi cara penulis menarik kesimpulan data hasil penelitian. Saat menilai kesimpulan dalam telaah kritis perlu untuk melihat apakah hasil penelitian cukup untuk dapat menarik kesimpulan dan sekaligus apakah data yang ditampilkan signifikan secara statistik dengan nilai p< 0,05. 6 Hal lain yang dinilai adalah apakah rekomendasi yang sesuai sudah ditulis, demikian juga mengenai keterbatasan studi dan diskusi bagaimana hal ini mepengaruhi hasil dan jalan keluar yang ajukan.
g. Penialaian Umum
Setelah menilai segala aspek yang berkaitan dengan jurnal tersebut, langkah akhirnya dari telaah kritis adalah menilai relevansi hasil dengan profesi kedokteran. Hasil baik itu menyakut diagnostik, pencegahan dan pengobatan harus dinilai berbasis keuntungan dan kekurangannya bila dibandingkan dengan alternatif lain yang ada. Kesimpulan Telaah kritis adalah suatu keahlian yang sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia kedokteran modern untuk menilai suatu penelitian dalam revelansinya dengan profesi kedokteran. Telaah kritis membantu pengguna akan dapat menilai suatu jurnal melalui pendekatan analisa sistematik suatu jurnal kedokteran
2. Jelaskan menelaah sebuah jurnal kesehatan dengan metode PICO!
Jawab:
Tidak semua informasi kesehatan yang ada adalah benar dan dapat diaplikasikan pada pasien. Di samping itu, penelitian dalam dunia medis berkembang dengan pesat sehingga apa yang kita pelajari saat ini mungkin dengan cepat akan menjadi out of date. Karenanya, profesi klinis tidak bisa bergantung sepenuhnya terhadap apa yang pernah dipelajari selama masa pendidikannya, tapi harus menjadi self directed life long learner (mampu belajar mandiri seumur hidupnya). Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengkritisi suatu sumber informasi salah satunya adalah metode PICO. Istilah PICO merupakan singkatan dari:
1. P : Patients , Population, Problem
Kata-kata ini mewakili pasien, populasi, dan masalah yang menjadi pertanyaan klinis. Berbagai masalah medis yang ingin dicari bisa dimasukkan di sini. Pertanyaan yang membantu untuk menyusun P adalah bagaimana gambaran pasien atau karakteristik penting dari pasien
2. I : Intervention , Prognostic Factor, Exposure
Kata-kata ini mewakili intervensi, prognosis, atau paparan yang ada dalam pertanyaan klinis yang diajukan. Yang tercakup disini antara lain adalah terapi fisik maupun farmakoterapi, tes diagnostik, maupun paparan faktor resiko. Pertanyaan yang membantu untuk menyusun I adalah intervensi apa yang dipertimbangkan untuk diberikan kepada pasien atau apa yang harus dilakukan pada pasien
C : Comparative
Kata-kata ini mewakili perbandingan atau kontrol yang digunakan sebagai pembanding dari intervensi yang dilakukan. Bagian C ini tidak selalu harus ada pada pertanyaan klinis yang disusun. Pertanyaan yang membantu untuk menyusun C adalah apa yang menjadi pembanding dari intervensi yang dipilih untuk pasien, yang bisa berupa obat lain, modalitas terapi lain, placebo, atau tes diagnostik lain.
O : Outcome
Kata ini mewakili luaran yang ingin dicapai dari pertanyaan klinis yang diajukan. Luaran ini bisa bersifat disease oriented atau patient oriented. Pertanyaan yang membantu untuk menyusun O adalah apa yang ingin dicapai dengan intervensi: ukuran, perbaikan, atau dampaknya
PICO adalah komponen yang terdapat dalam permasalahan klinis yang dirumuskan oleh klinisi terkait masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Setelah PICO ditentukan, pertanyaan klinis dapat disusun. Pertanyaan ini yang akan dicari jawabannya dengan menggunakan sumber informasi dan selanjutnya sebagai pertimbangan pemilihan terapi. Untuk memudahkan pencarian sumber informasi, pertanyaan klinis dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan isi dan formatnya.
Berdasarkan isinya, pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi 4:
a. Diagnosis
Jenis pertanyaan diagnosis bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada pasien.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis mengenai diagnosis adalah penelitian dengan desain prospektif, perbandingan secara blind dengan gold standard (misalnya consecutive cohort), diikuti dengan penelitian cross sectional
b. Terapi
Jenis pertanyaan klinis ini menanyakan mengenai treatment yang diberikan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan di antaranya bisa mencakup pertanyaan tentang obat, intervensi operatif, perubahan diet, atau konseling.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis mengenai terapi adalah randomized clinical trial (RCT) dengan kontrol berupa terapi standar baku, kemudian diikuti dengan kohort, case-control, dan case
c. Etiologi (harm)
Pertanyaan tentang apa yang menjadi penyebab suatu kondisi atau yang meningkatkan resiko timbulnya kondisi tersebut atau dampak negatif dari intervensi atau paparan tertentu.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis mengenai etiologi/harm adalah RCT, kohort, case control, kemudian case series
d. Prognosis
Tipe pertanyaan prognosis menanyakan mengenai perjalanan penyakit atau kecenderungan untuk berkembanganya suatu penyakit.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis mengenai prognosis adalah penelitian kohort, case control, kemudian yang terakhir adalah case series.
Secara format, pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi 2:
a. Pertanyaan mendasar (background)
adalah pertanyaan tentang pengetahuan umum mengenai penyakit, kondisi, proses, atau suatu hal. Tipe pertanyaan yang diajukan biasanya adalah who, what, where, when, how dan why mengenai gangguan tertentu, pemeriksaan, atau treatment. Untuk menjawabnya, sebaiknya dilakukan pencarian informasi klinis dari buku teks atau dari sumber-sumber sekunder.
b. Pertanyaan lanjutan (foreground)
adalah pertanyaan spesifik mengenai pengetahuan tertentu untuk membantu keputusan klinis. Jenis pertanyaan ini biasanya mengenai pasien atau populasi yang spesifik. Pertanyaan klinis ini memerlukan formulasi penyusunan yang benar sehingga dokter mampu mencari jawabannya dengan efisien dan efektif.
Dengan menggunakan PICO, kita dapat memastikan penelitian yang dicari sesuai dengan pertanyaan klinis kita sehingga kita bisa memberikan pelayanan berdasarkan evidence based medicine kepada pasien. Kita tentunya tidak bisa langsung menggunakan hasil pencarian literatur tersebut untuk menjawab pertanyaan klinis. Perlu dilakukan penyaringan untuk menilai kualitas dan relevansi literatur yang ditemukan, dikenal sebagai critical appraisal. Prinsip dasar untuk melakukan appraisal ini adalah dengan melihat besar sampel, tujuan penelitian, dan apakah hasilnya mampu diterapkan di tempat kita.
Untuk melakukan critical appraisal, saat ini terdapat banyak pedoman yang dapat digunakan untuk menentukan apakah hasil literatur bisa atau tidak bisa digunakan menjawab pertanyaan klinis. Kemungkinan lainnya adalah hasil bisa digunakan namun ada keterbatasan yang membatasi penggunaannya
3. Jelaskan dengan contoh bagaimana langkah langkah melaukan telaah kritis jurnal kedokteran menggunakan metode EBM!
Jawab :
Secara prinsip yang menjadi dasar praktik Evidence Based Medicine (EBM) adalah bahwa setiap perilaku atau tindakan medis harus dilandasi suatu bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan tingkat kemanfaatannya untuk pasien. Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi saat ini, internet dapat digunakan untuk memperbaharui segala informasi yang diinginkan. Penelaahan lebih jauh diperlukan sebelum mempercayai informasi baru tentang obat. Tidak semua informasi yang didapatakan bisa dipercaya dan digunakan sebagai bagai bahan pertimbangan dalam menentukan terapi untuk pasien. Keterampilan memperoleh informasi dengan cepat dan tepat melalui internet akan sangat menunjang tugas dan tanggung jawab farmasis dalam praktik profesionalismenya. Informasi dapat diperoleh darimana saja, baik internet, jurnal publikasi ilmiah, buku terbaru, cerita tenaga kesehatan lain, maupun seminar kesehatan yang diselenggarakan.
Meskipun banyak keuntungan, EBM memiliki beberapa keterbatasan:
1. tidak cukup data untuk menjawab pertanyaan klinis tertentu
2. tidak mudah mengaplikasikan hasil penelitian ke masyarakat umum
3. keterbatasan akses ke sumber informasi
4. keterbatasan waktu
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, diperlukan beberapa sarana untuk membantu terselenggaranya EBM dengan baik:
1. artikel jurnal evidence based
2. sytematical review atau kumpulan guideline
3. kemampuan menilai validitas dan relevansi literatur dengan melakukan critical appraisal
4. sistem informasi teknologi yang memudahkan akses sumber informasi
5. kemauan farmasis sebagai long live learner dan semangat untuk memperbaiki kondisi klinis pasien.
Untuk mendapatkan informasi yang terbaru dan valid sesuai kebutuhan, klinisi dituntut untuk menerapkan strategi EBM dalam penelusuran literatur. Prinsip EBM dalam pencarian pustaka adalah sebagai berikut:
1. merumuskan problem atau permasalahan klinis dengan susunan PICO (patients, intervention, comparative, outcome)
2. menentukan kata kunci (key words) yang diambil dari permasalahan klinis sebagai dasar pencarian literatur
3. menentukan sumber informasi (literature) yang akan digunakan sesuai permasalahan klinis yang dihadapi
4. menilai validitas literatur dengan melakukan crtitical appraisal terhadap literature yang ditemukan
5. menentukan apakah literatur tersebut dapat memecahkan permasalahan klinis dengan memperhatikan nilai-nilai dan pilihan pasien.
6. evaluasi hasil implementasi pemecahan permasalahan klinis
4. Buatlah Telaah Kritis terhadap sebuah jurnal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar